Penelitian penurunan untuk menstabilkan pH air salah satunya dapat menggunakan daun ketapang yang memiliki kurang lebih enam senyawa asam fenolat. Dengan penjelasan minimal 1 asam fenolat dalam bentuk bebas, minimal 1 asam fenolat dalam bentuk glikosida, dan minimal 3 asam fenolat dalam bentuk ester pada daun ketapang, dimana senyawa–senyawa tersebut bukan merupakan senyawa asam kafeat, asam ferulat, asam vanilat, asam siringat, asam protokateukat, dan asam p-hidroksi benzoate (Rismala,dkk.,2004). Zat asam ini yang nantinya akan menguraikan/menghidrolisis ion H, sehingga pH air akan menurun dan stabil sesuai dengan kondisi optimal hidup hewan akuatik yang dibudidayakan.
1.1.3.1 Klasifikasi
Klasifikasi Pohon Ketapang termasuk
Divisi : Spermatophyta,
Sub divisi : Angiospermae,
Kelas : Dicotyledeneae,
Bangsa : Myrtales,
Suku : Cumbretaceae,
Marga : Terminalia,
Dan jenis : Terminalia catappa L. (Hutapea, J.R,1994)
1.1.3.2 Morfologi
Ketapang Daun ketapang (Terminalia catappa L.) merupakan tumbuhan yang memiliki batang, akar dan daun sejati. Layaknya pohon yang lain tinggal di daerah sub tropis dan tropis pohon ini tumbuh mudah didapatkan di daerah tropis maupun sub tropis terutama di Afrika. Ciri – ciri pohonya mempunyai tinggi 10-35 meter, di Indonesia tumbuh di dataran rendah dan di pesisir (Heyne, 1987).
1.1.3.2.1 DAUN (Folium)
Daun lengkap merupakan daun yang terdiri atas upih daun (vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Sedangkan Terminalia catappa disebut daun yang tidak lengkap karena daunnya hanya terdiri atas helaian daun (lamina) dan tangkai daun (petiolus).
Gambar 1.1 daun ketapang (Terminalia catappa L.)
Terminalia catappa memiliki bentuk tangkai daun seperti bentuk tangkai daun tumbuhan pada umumnya, yaitu berbentuk silinder dengan sisi agak pipih dan menebal pada pangkalnya.
1.1.3.2.2 BATANG (Caulis)
Batang pada tumbuhan ada yang kelihatan ada pula yang tidak. Oleh sebab itu maka dibedakan menjadi tumbuhan yang tidak berbatang dan tumbuhan yang jelas berbatang. Untuk tumbuhan Terminalia catappa sendiri jelas sekali digolongkan ke dalam tumbuhan yang jelas berbatang karena batang Terminalia catappa merupakan batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang keras dan kuat.
Gambar 1.2 Batang ketapang (Terminalia catappa L.)
1.1.3.2.3 AKAR (Radix)
Terminalia catappa termasuk ke dalam tumbuhan dikotil sehingga sistem perakarannya adalah sistem akar tunggang (radix primaria), yaitu terdapat akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yag lebih kecil. Jika melihat dari percabangan dan bentuknya, maka akar Terminalia catappa termasuk ke dalam akar tunggang yang bercabang (ramosus), yaitu akar tunggang yang berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang-cabang banyak sehingga memberi kekuatan yang lebih lagi kepada batang dan juga daerah perakaran menjadi sangat luas selain itu daya serap terhadap air dan zat makanan menjadi lebih besar.
1.1.3.2.4 BUNGA (Flos)
Pada bunga Terminalia catappa, bulir yang terdapat di bagian bawah dengan bunga berkelamin 2 atau bunga betina sedangkan di bagian atas dengan bunga tidak berkelamin atau bunga jantan. Tepi kelopak bertaju 5, berbentuk piring atau lonceng. Bunga betina, panjangnya mencapai 4 – 8 mm berwarna putih. Pada bunga yang berkelamin 2 dan bunga jantan, benang sarinya muncul keluar sedangkan benang sari pada bunga betina dan tidak berkelamin lebih pendek dan steril. Tangkai putiknya sangat pendek bahkan terkadang tidak ada.
Gambar 1.3 Bunga ketapang (Terminalia catappa L.)
1.1.3.2.5 BUAH (Fructus)
Bentuk dari buah pohon katapang ini seperti buah almond. Besar buahnya kira-kira 4 – 5,5 cm. Buah katapang berwarna hijau tetapi ketika tua warnanya menjadi merah kecoklatan. Kulit terluar dari bijinya licin dan ditutupi oleh serat yang mengelilingi biji tersebut.
Gambar 1.4 Buah ketapang (Terminalia catappa L.)
1.1.3.2.6 BIJI (Semen)
Kulit Biji (Spermodermis) Kulit biji dibagi menjadi 2, yaitu lapisan kulit luar (testa) dan lapisan kulit dalam (tegmen). Lapisan kulit luar pada biji Terminalia catappa ini keras seperti kayu. Lapisan inilah yang merupakan pelindung utama bagi bagian biji yang ada di dalamnya.
Gambar 1.5 Biji ketapang (Terminalia catappa L.)
1.1.3.3 Manfaat
Masyarakat menggunakan daun ketapang secara tradisional untuk disentri, kudis, kurap, radang selaput lendir, pencahar dan pendarahan. Daun ketapang gugur mempunyai aktivitas anti bakteri Staphylococcus dan menghambat replivikasi virus HIV dengan sitotoksitas yang relatif kecil (Lin,dkk. 2000). Selainitu ekstrak air dan ekstrak etanol dari daun gugur merah segar, daun gugur kering, dan daun hijau telah diteliti aktifitas anti sickling (Anti Sickling Cell Animia) secara invitro. Ekstrak etanol dan ekstrak air gugur merah segar memberikan aktifitas antisickling yang paling besar, yaitu sebesar 78% pada 180 menit inkubasi dan 77% pada 90 menit inkubasi (Moody, 2003)
Daun ketapang yang masih di pohon direbus untuk mengobati jamur.dan di dunia perikanan digunakan untuk mengobati penyakit jamur yang menyerang ikan. Di Indonesia mempunyai beberapa nama, di aceh :geutapa/ketapang, Batak : ketapang, Nias : katafa, Toraja : ketapas, Makasar : Katapieng, Sunda/Jawa/Madura/Bali : ketapang (kasahara,1995)
Menurut Van Der Burg, air rebusan akar ketapang untuk mengobati beser, radang selaput lendir usus dan mejen. Koordders dan Valenton menyatakan bahwa kayunya kurang awet sehingga jarang dimanfaatkan, tetapi sering dimanfaatkan untuk membuat perahu karena ringan dan awet di dalam air laut serta untuk membangun rumah (Heyne,1897)
1.1.3.4 Kandungan
Telah diperiksa fitokimia ekstrak etanol daun ketapang (Terminalia catappa L., Combretaceae). Hasil penapisan fitokimia menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid, tanin, dan steroid/triterpenoid. Satu senyawa flavonoid telah diisolasi dari fraksi etil asetat dengan cara kromatografi lapis tipis preparatif dan berdasarkan spektrum ultraviolet-sinar tampaknya, diperkirakan isolat tersebut merupakan senyawa 3,5,7,3’,4’-pentahidroksi flavon (kuersetin). Hasil kromatografi kertas ekstrak etanol menunjukkan adanya enam senyawa asam fenolat (Rismala,dkk.,2004).
PERLU KEDEWASAAN DALAM MEMAHAMI PERBEDAAN
13 years ago