Perkembangan industri di Indonesia sangat pesat, dari indutri rumah tangga sampai industri berskala internasional. Sebuah aktivitas industri sudah dipastikam menghasilkan produk dan hasil sampingan yang berupa limbah. Sebagai contoh industri kripik pisang, tepung pisang, sale pisang atau indusrti yang berbahan dasar pisang menghasilkan limbah utama yang berupa kulit pisang. Limbah tersebut akan menjadi sampah jika dibiarkan begitu saja tanpa pengolahan yang baik, sehingga dampaknya bagi lingkungan amatlah buruk. Pengolahan limbah yang baik akan berdaya guna tinggi baik secara finansial ataupun manfaat.
Kulit pisang yang selama ini dianggap sebagai sampah dan berbau, mendatangkan lalat dan akan membuat terpeleset jika membuangnya sembarangan, ternyata banyak mengandung unsur kimia atau senyawa yang bermanfaat. Senyawa yang terkandung di dalam kulit pisang diantaranya adalah lignoselulosa, karbohidrat, fosfor, sodium, magnesium, sulfur dan lain-lain.
Penghasil Enzim Xylanase
Kulit pisang yang dijadikan media fermentasi mikroorganisme Bacillus akan menghasilkan enzim xylanase. Hal tersebut dikarenakan didalam kulit pisang mengandung substrat yang berupa xilan (silan). Untuk menghasilkan pertumbuhan dan memberikan aktivitas yang baik maka perbandingan C/N pada media adalah 8:1 dan penambahan molasses atau larutan gula. Agar enzim yang dihasilkan tahan lama maka langkah yang tepat adalah diletakan pada suhu kamar dan dalam bentuk tepung. Enzim xylanase mempunyai banyak manfaat diantaranya adalah sebagai pengganti chlorin pada industri kertas, deinking atau fungsi pelepasan tinta pada proses pengolahan daur ulang kertas, pengganti lemak pada makanan, pengolahan onggok tapioka untuk makanan ternak dan kontrol release tablet untuk industri farmasi. Xylanase juga dapat dimanfaatkan untuk menurunkan polutan industri selain exolite. Hasil penelitian menunjukkan bahwa xylanase lebih ampuh jika dibandingkan dengan exolite. Namun saat ini xylanase baru dimafaatkan untuk industri pulp dan kertas, itupun masih terbatas. Padahal pemanfaatan kulit pisang sebagai penghasil xylanase merupakan langkah jitu dan bernilai jual tinggi.
Pupuk Organik
Selain sebagai penghasil enzim xylanase, kulit pisang juga merupakan bahan organik yang mengandung unsur kimia seperti magnesium, sodium, fosfor, sulfur yang dapat dimanfaatkan sebagi pupuk organik. Pembuatan pupuk organik dengan bahan kulit pisang dapat dalam bentuk padat atau cair.
1. Bentuk padat
Pembuatan pupuk organik dengan bahan kulit pisang dalam bentuk padat adalah sebagai berikut:
• Kulit pisang dipotong-potong atau dicacah dan dibasahi
• Kulit pisang yang telah dipotong-potong atau dicacah dicampurkan dengan bekatul atau dedak. Perbandingan campuran kulit pisang dan dedak atau bekatul adalah 20 : 1.
• ¼ kg gula pasir dicairkan dengan air sebanyak satu liter, kemudian kedalam larutan gula tersebut dimasukkan ¼ liter bakteri dan diaduk hingga rata.
• Larutan campuran gula + bakteri disiramkan ke campuran kulit pisang dan dedak atau bekatul, aduk hingga rata kemudian digundukkan atau ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm dan di tutup rapat.
• Dalam waktu 4-7 hari pupuk organik berbahan kulit pisang sudah siap digunakan.
2. Bentuk cair
Pembuatan pupuk organik dengan bahan kulit pisang dalam bentuk cair adalah sebagai berikut:
• Kulit pisang diblender atau di tumbuk hingga membentuk cairan. Setiap 10 kg kulit pisang dicampur 10 liter air.
• Cairan kulit pisang tersebut dicampur dengan larutan gula dan bakteri. Komposisi bakteri dan larutan gula seperti pada pembuatan pupuk organik dalam bentuk padat.
• Larutan tersebut direndam selama 3-4 hari. Setelah 3-4 hari pupuk organik cair siap digunakan. Setiap 1 liter pupuk organik kulit pisang cair dilarutkan dalam 10 liter air.
Sekarang, sudah tau kan manfaat besar yang terkandung dalam kulit pisang. Alloh adalah pencipta yang Maha Sempurna, hingga semua yang diciptakannya bermanfaat. Cintai lingkungan dan back to nature.