PEMAKAIAN pupuk kimia secara terus-menerus pada areal pertanian, mengakibatkan tanah tak lagi subur ketika ditanami. Salah satu cara untuk mengembalikan kesuburan tanah tersebut adalah mengonsumsi pupuk organik atau kompos di lahan pertanian bersangkutan.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) ’’Tani Mulya’’ Desa Sukomulyo, Kecamatan Kaliwungu Selatan, Kendal, Mujthaidin menjelaskan, dengan menebarkan pupuk kompos di lahan pertanian yang tidak lagi subur, maka lahan tersebut akan kembali subur dalam waktu empat tahun mendatang.
’’Jadi, untuk memulihkan lagi kesuburan lahan pertanian yang rusak, minimal perlu waktu empat tahun,’’ papar Mujthaidin saat memberikan bimbingan praktik membuat pupuk organik, Rabu (13/5).
Kegiatan yang berlangsung di sebuah lahan terbuka di Desa Sukomulyo itu diikuti 40 perwakilan kelompok tani se-Kecamatan Kaliwungu Selatan. Para peserta terlihat antusias ketika mengikuti pelatihan yang dibuka simbolis Camat Kaliwungu Selatan Drs Saptoro itu. Sebelum mengikuti praktik pembuatan kompos, peserta dibekali teori oleh narasumber di Balai Desa Sukomulyo.
’’Pemakaian pupuk kimia secara terus menerus, menyebabkan tanah menjadi keras atau bantat. Hal ini karenakan PH dalam tanah terus menurun, sehingga tanah tidak bisa subur. Jika keasaman dalam tanah telah melampaui ambang batas, bahkan dapat membunuh tanaman yang ditanam di atas lahan itu,’’ ungkap Mujthaidin.
Untuk membuat pupuk kompos, seluruhnya menggunakan bahan baku organik. Yakni, jerami padi sekitar 6-10 ikat atau komposisi 20 %, 15 batang pisang (15 %), 3 sak sekam padi (10 %), 3 sak abu sekam (10 %), 6-10 sak kotoran ternak kambing atau sapi (15 %), 6 ikat rumput segar atau dedaunan yang lain (20 %) dan satu liter bakteri pengurai (5 %), 150-200 liter air (5 %).
Aman bagi Kesehatan Tahapan pembuatan adalah, jerami, batang pisang dipotong-potong kecil dan dicampur dengan bahan yang lain hingga merata, selanjutnya disiram air secukupnya.
Sedangkan, bahan membuat bakteri pengurai yakni 0,25 kg gula pasir (5 %), 0,25 kg terasi (5 %), 0,25 kg bekatul (5 %), 1,5 kg lendir hewan ternak (10 %), serta 8 liter air (75 %). Bahan untuk membuat bakteri pengurai tersebut diaduk menjadi satu, kemudian difermentasikan selama sekitar 4-5 hari. Adonan yang telah menjadi bakteri pengurai, akan berbau seperti fermentasi tape ketan.
Bahan baku pupuk dan bakteri pengurai dicampur dan ditumpuk seperti gunungan, kemudian dibiarkan selama tujuh hari. Bahan harus diaduk sepekan sekali, dan dalam waktu satu bulan ke depan akan menjadi pupuk kompos.
PERLU KEDEWASAAN DALAM MEMAHAMI PERBEDAAN
13 years ago